Hikayat Peri Menyatakan Nabi Wafat
Hikayat Peri Menyatakan Nabi Wafat
Wabihi Nastaina Billahi Taala. Inilah dongeng yang menyatakan bahwa Nabi saw akan kembali ke rahmatullahitaala. Ketika Nabi melihat wafat, dia pergi untuk sholat subuh di masjid, setelah dia shalat kemudian dia kembali dari masjid, kemudian Allah Subhanahuwataala mengirim Jibril karena kehidupan Rasulullah tercinta melihat 'Mendengar di Jibril firman Allah Agar Taala jadi Jibrail juga turun ke dunia untuk membawa Malikulmaut bersamanya.
Maka Jibril tiba di rumah Nabi setelah itu. Rasulullah bangun dari tempat tidurnya dan keluar karena dia melihat Jibrail datang. Maka Jibril pun menyapa Nabi saw sebagai berikut, 'assalammualaikum ya Rasulullah.' Maka Nabi menjawab salam Jibril, 'waalaikumsalam.' Maka Nabi berkata kepada Jibril, 'siapa dan tuanku turun ke dunia.' Maka Jibril menjawab, 'Ya Rasulullah, hamba-Ku turun ke dunia dan akulah yang bernama Malikulmaut.' Maka Nabi berkata kepada Malikulmaut, 'Wahai Malikulmaut, kamu turun ke dunia ini untuk mengambil nyawa seorang budak atau untuk melihat penampilan seorang budak.' Jadi Gabriel berkata,'Ya Rasulullah, hamba ini ingin menyampaikan firman Allah Taala, Tuanku, bahwa Allah memerintahkan Malikulmaut untuk turun ke dunia ini untuk mengambil nyawa tuanku, karena beberapa nabi dibuat oleh Allah Taala sejak zaman Nabi Adam. 'Maka Malikulmaut berkata,' Ya Rasulullah, bacalah ayat ini olehmu. 'Kemudian Rasulullah berkata,' ayat apa yang kau suruh untuk kubaca. ' Maka Malikulmaut berkata, 'ini adalah guruku yang membaca, jadi bunyi ayat innaka maiitu ilaikum yaumulqiamat yaqtasimun.' Maka Nabi menginginkannya, maka Nabi menangis.'Kemudian Rasulullah berkata,' ayat apa yang kau suruh untuk kubaca. ' Maka Malikulmaut berkata, 'ini adalah guruku yang membaca, jadi bunyi ayat innaka maiitu ilaikum yaumulqiamat yaqtasimun.' Maka Nabi menginginkannya, maka Nabi menangis.'Kemudian Rasulullah berkata,' ayat apa yang kau suruh untuk kubaca. ' Maka Malikulmaut berkata, 'ini adalah guruku yang membaca, jadi bunyi ayat innaka maiitu ilaikum yaumulqiamat yaqtasimun.' Maka Nabi menginginkannya, maka Nabi menangis.
Jadi Jibril berkata, 'Wahai kekasih Allah Subhanahuwataala, mengapa kamu menangis. 'Kemudian Rasulullah berkata,' Ya Jibril, aku menangis bukan karena aku mencintai dunia dan bukan karena aku takut aqiballah, dan bukan karena aku takut menceraikan Abu Bakar, dan bukan karena Fatimah, dan bukan karena aku takut menceraikan Aisha, dan bukan karena aku takut menceraikan Khadijah, dan bukan karena takut menceraikan Ummi Salamah, dan bukan karena aku menangis karena Hasan dan Husin. Adapun orang yang menangis karena mencintai bangsanya setelah kembali ke rahmatullahitaala. Jika tidak ada yang membawa keimanan dan Islam setelah itu.
Jadi Michael juga datang untuk menyambut Nabi sebagai berikut, 'assalammualaikum.' Maka Nabi menjawab, 'waalaikumsalam ya Mikail.' Maka Michael berkata, 'Ya Rasulullah, bacalah ayat itu olehmu. 'Kemudian Rasulullah berkata,' ayat apa yang guru saya suruh untuk saya baca. 'Maka Michael berkata,' ini adalah ayat yang dibacakan oleh guruku, jadi kedengarannya innallahi wainna ilaihi rajiun. ' Maka Nabi membacakan ayat tersebut, setelah ayat tersebut dibacakan oleh Nabi, maka Jibril dan Mikhael dan Malikulmaut kembali ke Hadratullahitaala.
Maka Nabi masuk ke rumahnya. Maka Nabi berkata kepada Siti Aisyah, 'lindungi aku karena pada hari ini kamu tidak mendengar suaraku lagi dan menceraikan aku.' Setelah didengar oleh Siti Aisyah dan Fatimah, dia menangis, menjambak rambutnya dan menampar dadanya, mengeluh terlalu banyak tentang hal-hal, 'kami dan siapa pun yang mengajari kami salah dan bodoh, siapa yang menginginkan kami.' Maka Nabi bersabda kepada Siti Aisyah dan Fatimah, 'Wahai putriku Fatimah, jangan dikasih tangis dan masghul karena barang siapa yang menampar dadanya dan mencabut rambutnya adalah apa yang dilarang oleh Allah Taala. Hanya cinta di hati dan air mata karena cinta. ' Bahkan kemudian Nabi berkata kepada Siti Fatimah, 'Wahai anakku, kemarilah dan aku akan mencium kepalamu.Maka Siti Fatimah menyerahkan kepalanya kepada Rasulullah dan Rasulullah mencium kepala Siti Fatimah. Maka Nabi bersabda, 'Wahai Fatimah, jangan diberi masghul dan menangis.' Maka Fatimah berdoa, 'ya, ayahku tidak menahan aku karena dia menceraikan ayahku, taatilah hamba ini dan jadilah yatim piatu setelah ayahku pergi.' Maka Nabi berkata kepada Fatimah, 'Wahai anakku, jangan dibuat menangis, sebentar lagi penyakitku akan sembuh. Jadi kami katakan dulu karena saya akan kembali ke rahmatullahitaala. ' Maka Fatimah berdoa, 'Wahai ayahku, maukah aku bertemu ayahku lagi.' Maka Nabi berkata kepada Siti Fatimah, 'Hari kiamat akan bertemu dengan jemaah kita.' Maka Fatimah berdoa, 'Wahai ayahku, dimana kita bertemu.' Maka Nabi bersabda, 'Wahai putriku Fatimah di tempat Siratul Mustaqim kita akan bertemu,kemudian Gabriel di sebelah kanan saya dan Michael di sebelah kiri saya. ' Maka Siti Fatimah pun berdoa, 'ya ayahku jika ayahku tidak ada di mana pun.' Maka Nabi bersabda, 'Wahai anakku, jika tidak ada di Sungai Kalkautsar kita akan bertemu maka aku akan mengikuti umatku, disitulah kita akan bertemu.'
Maka Siti Fatimah berdoa, 'iya bapak saya, kalau dia tidak ada, di mana dia? 'Kemudian Nabi berkata,' Jika saya tidak ada di Hadratullahitaala, saya mohon orang-orang saya yang dikirim ke Padang Mahsyar di sana kita bertemu. ' Maka Fatimah berdoa, 'ya ayahku jika tidak ada di suatu tempat.' Maka Nabi bersabda, 'Wahai putriku Fatimah, jika tidak ada di surga kita akan bertemu.' Setelah itu, Nabi pun memerintahkan untuk memanggil Bilal Malik, 'sekarang kita bercerai hari ini sampai hari kiamat jamaah kita bertemu.' Jadi Bilal menangis dan menangis, begitulah ratapan terdengar, 'Tuanku di mana kami mengeluh tentang urusan kami.' Ketika Rasulullah, atas dia damai dan berkah, mendengar tangisan seperti itu, dia juga bangun dan berkata kepada Ali,"Wahai Ali, biarkan kami pergi ke masjid dan peluk aku perlahan-lahan." Jadi Nabi melihat juga menggendong di pundaknya dan kedua putra Abbas.
Rasulullah pun berjalan perlahan menuju masjid. Jadi semuanya akhirnya mengikuti di belakang Rasulullah. Setelah itu Nabi sampai di masjid, Abu Bakar menyapa jamaah, lalu Nabi datang menjemput jamaah. Maka semua jamaah menangis, sehingga Nabi menyuruh semua jemaah untuk mengambil air untuk sholat. Setelah Rasulullah naik ke masjid, Rasulullah berkata kepada jamaah, 'Wahai jamaah.' Jadi semuanya menjawab dengan cara yang sama, 'Ya Rasulullah, Yang Tercinta Allah.' Jadi Abu Bakar juga tidak berubah dari tempatnya masjid itu karena sangat masghul dan nangis juga. Setelah kata-kata datang, waktunya telah tiba,Bilal adalah banglah (panggilan untuk sholat) kemudian Nabi juga melakukan sholat sunat dan baik Abu Bakar dari kanan dan Umar dari kiri dan Usman dan Ali dan Hasan dan Husin di belakang Nabi. Usai shalat sunat, Bilal berdiri untuk membacakan salawat terakhir.
Jadi Nabi naik ke mimbar untuk membaca salawat dan membacakan khotbah dengan barang-barang yang suaranya terlalu manis dan enak. Maka semua jemaah menangis dan separuh dari mereka menyesal dan iba mendengar suara Nabi membacakan khutbah. Maka seluruh jemaah terlalu kaget setelah Nabi membacakan khutbah, kemudian Nabi turun dari mimbar. Maka Nabi berdiri menggantikan imam, Bilal menjadi qamat, setelah qamat, Nabi bangkit untuk shalat bersama seluruh jamaah. Maka Nabi membacakan fatihah dengan suara merdu.
Usai shalat jamaah, Nabi bersabda kepada seluruh jamaah, beliau bersabda, 'Wahai seluruh jama'ah, maka beri tahu hamba jika ada kesalahan hamba kepada kamu karena hamba ini hendak kembali ke rahmatullah dan jika ada adalah hamba yang mengambil hartamu maka kamu menyuruhku untuk membayar kepada tuanku dan jika aku memukul tuanku katakan padaku kemudian pukul aku kembali karena kita tidak boleh menghitung pada hari kiamat di depan Kadi Rabbul Jalil karena aku ingin membayar hutang sekarang saya tentang. '
Maka seorang daripada mereka tiadalah menjawab sabda rasulullah itu melainkan menundukkan kepalanya dengan masghulnya dan nangis. Maka sabda rasulullah kepada sidang jemaah itu, ‘kerana Allah apalah kiranya tuan-tuan hendaklah berkata-kata dengan sebenarnya, janganlah tuan malu kepada hamba ini malu pada hari qiamat jemaah kelak di hadapan Rabbul Jalil.’ Maka setelah sudah rasulullah bersabda yang demikian itu maka adalah seorang daripada pihak penjuru masjid yang bernama Akashah, maka adalah yang mempersembahkan kepada rasulullah demikian bunyinya, ‘ya rasulullah tatkala sekali peristiwa junjunganku pergi berperang sabilillah maka rasulullah naik ke atas kuda maka terpalulah hamba dengan cemeti kuda tuanku.’ Setelah didengar oleh rasulullah kata Akashah demikian itu maka rasulullah pun menitahkan kepada Bilal, katanya, ‘hai Bilal pergilah ke rumah Fatimah itu ambilkan cemeti kudaku kerana aku hendak membayar hutangku kepada Akashah kerana pada hari ini qiamat malulah aku dipukul Akashah hadapan Kadi Rabbul Jalil. ‘Maka terdengarlah baginda Abu Bakar Assidiq kata Akashah demikian itu maka kata Abu Bakar, ‘hai Akashah janganlah engkau palu rasulullah kerana lagi sakit palu oleh mu akan aku ini akan balasan.’ Maka sabda rasulullah kepada Abu Bakar, ’janganlah tuan berkata itu kerana hamba hendak membayar hutang yang aku palu Akashah, pergilah Bilal ambilkan cemeti.’ Setelah itu Bilal berjalan pula telah sampailah ke rumah Fatimah maka didapatinya Fatimah tengah duduk menangis sebab mendengarkan rasulullah hendak pulang ke rahmatullahitaala itu.
Maka kata Bilal, ‘hai Fatimah ambilkan cemeti kuda rasulullah itu kerana rasulullah hendak membayar hutangnya.’ Maka tiadalah diberikan oleh Fatimah cemeti kuda itu, maka kata Fatimah, ‘hai memanda Bilal palu hamba jangan memalu ayahanda kerana ayahanda baharu sakit.’ Maka kata Bilal, ’hai Fatimah jangan berkata yang demikian itu kerana rasulullah hendak membayar hutangnya kepada Akashah supaya jangan rasulullah berkira-kira di hadapan Allah Subhanahuwataala pada hari qiamat jemaah masuk.’ Setelah didengar oleh Siti Fatimah perkataan Bilal demikian itu maka Fatimah pun segera mengambil cemeti kuda rasulullah itu dan diberikan kepada tangan Bilal. Maka Bilal pun berjalanlah dengan masghulnya tiada berapa lamanya Bilal pun sampailah ke masjid, maka cemeti itupun diberikannya kepada tangan rasulullah.
Maka rasulullah mengambil cemeti kuda itu lalu diberikannya kepada Akashah. Maka kata Abu Bakar Assidiq, ‘janganlah dipalu rasulullah itu kerana rasulullah itu baharu sakit, palulah hamba kemari.’ Maka kata Akashah, ‘hai Abu Bakar Assidiq engkau tiada memalukan melainkan yang memalu hamba jua yang hamba palu.’ Maka berkata baginda Ali, ’janganlah diberi memalu rasulullah kerana rasulullah baharu sakit, palulah hamba ini akan balasnya.’ Maka sabda rasulullah kepada baginda Ali, ‘hai Ali janganlah tuan hamba berkata yang demikian itu kerana yang akan dia hamba melainkan hamba jualah akan balasnya.’ Maka sabda rasulullah kepada Akashah, ‘hai Akashah palulah hamba supaya hamba lepas daripada hutang.’ Maka sembah Akashah, ’ya rasulullah tatkala hamba terpalu oleh tuan hamba tiada berbaju.’ Setelah Akashah berkata itu maka rasulullah pun membuka bajunya. Setelah itu maka Siti Fatimah pun menangis lalu segeralah datang berdiri di pintu masjid.
Maka Fatimah berkata, 'Wahai semua jamaah, jangan pukul ayahmu, pukullah hamba-Mu karena ayahmu masih sakit karena penyakitnya.' Sehingga ketika jemaah mendengar perkataan Fatimah seperti itu, semua jemaah menangis bersisian. Maka Akashah berkata kepada Fatimah, 'Ya, Fatimah, itu adalah dosa bagi saya untuk memukul orang yang tidak memukul saya kecuali orang yang memukul saya.' Ketika semua jemaah mendengarnya, mereka heran dan tidak berbicara. Maka Nabi berkata kepada Akashah, 'Aku akan membalas budi agar aku terbebas dari hutang-hutangku karena aku akan malu pada Hari Penghakiman jamaah di depan Kadi Rabbul Jalil.' Jadi Rasulullah melepas pakaiannya,setelah Akashah melihat pusat Nabi, lalu Akashah berlari dan mencium bagian tengah Nabi. Maka Akashah berkata, 'Ya Rasulullah, Tuanku, saya telah memperolehnya sesuai dengan keinginan hati hamba Anda.' Setelah Akashah mencium bagian tengah Nabi, wajah Akashah bersinar seperti bulan purnama selama empat belas hari dan suaranya seperti burung di surga. Maka seluruh jemaah terkesima melihat wajah Akashah, lalu jemaah menyapa Akashah.Maka seluruh jemaah terkesima melihat wajah Akashah, lalu jemaah menyapa Akashah.Maka seluruh jemaah terkesima melihat wajah Akashah, lalu jemaah menyapa Akashah.
Maka sabdanya rasulullah kepada sidang jemaah, ‘hai segala sidang jemaah jikalau kamu hendak melihat rupa orang di dalam syurga lihatlah oleh mu muka Akashah itu.’ Setelah itu maka sabda rasulullah kepada segala sidang jemaah, ‘hai kamu sekalian baiklah membawa iman dan Islam dan janganlah kamu lupakan Allah Subhanahuwataala dan hendaklah kamu sentiasa sembahyang lima waktu dan kamu kasihkan anak-anak yatim supaya jangan kamu lupa pengajaranku.’ Maka sabda rasulullah kepada sekalian jemaah, ’baiklah kamu sepeninggalanku, Abu Bakar akan gantiku imam kamu.’ Maka sidang jemaah sekalian pun menangis-nangis berseru-seru dengan nangisnya, demikian bunyinya itu, ’ya junjunganku siapakah tempat kami mengadukan hal ehwal kami itu.’ Maka kata sidang jemaah sekalian, ’waja batu kepala tuan penggalkan kami ini.’ Maka bernangis-nangislah segala sidang jemaah itu.
Maka sabda rasulullah kepada Abu Bakar, ’hai Abu Bakar panggilkan aku baginda Ali kerana aku ini sangat uzurnya rasanya badanku.’ Maka Abu Bakar pun memanggil, baginda Ali pun datang ke hadapan rasulullah. Maka sabda rasulullah, ’hai Ali dan anak Abbas dukunglah aku ini perlahan-lahan ke rumah Aisyah.’ Maka rasulullah pun berpegang kepada bahu baginda Ali, maka rasulullah pun berjalanlah serta anak Abbas dan Abu Bakar Assidiq mendapatkan rumah Aisyah. Maka baginda rasulullah pun sangat daif, setelah sudah sampai rasulullah ke rumah Aisyah maka baginda rasulullah pun baringlah kerana baginda rasulullah itu akan kembali ke rahmatullahitaala. Maka Siti Fatimah pun datanglah duduk di kanan rasulullah dan Maimunah pun datanglah lalu duduk di belakang rasulullah.
Maka Siti Fatimah pun duduk menangis dan Siti Aisyah dan Maimunah dan Hasan dan Husin terlalu sangat sekaliannya menangis berseru-seru dan orang yang hadir pun sekaliannya itu menangis terlalu sangat, dan mencabut-cabut rambutnya dan menampar-nampar dadanya. Maka baginda rasulullah pun bersabda kepada Fatimah demikian katanya,’hai Fatimah jangan diberi masghul dan mencabut rambut dan menampar-nampar dada kerana pekerjaan yang demikian itu haram tiada diperkenankan Allah Subhanahuwataala. Hanya percintaan jua di dalam hati dan mengalirkan air mata jua.’ Maka sembah Fatimah, ’ya ayahanda tiadalah tertahan hati sebab bercerai dengan ayahku.’ Abu Bakar pun berseru-seru dengan baginda Ali dan segala sidang jemaah habis sekaliannya menangis tiada tertahan hatinya masing-masing.
Itupun dalam kasus seperti itu kemudian Malikulmaut juga datang dengan membawa firman Tuhan Yang Maha Esa seperti seorang pemuda yang berdiri di luar pintu. Jadi dia berteriak ke rumah Siti Aisyah, kemudian Malikulmaut juga berteriak, 'ya khatamunnabiin boleh saya masuk ke rumah majikan saya karena hamba ini ingin bertemu Nabi karena Nabi masghul dengan penyakitnya akan kembali ke rahmatullahitaala.' Kemudian Malikulmaut berseru, "Wahai semua pria, buka pintunya." Maka Nabi mendengar suara Malikulmaut, lalu Nabi berkata kepada Siti Fatimah, 'Wahai anakku, tahukah kamu suara orang di luar pintu itu.' Maka Fatimah berdoa, 'Oh ayahku, aku tidak kenal siapapun.' Jadi Rasulullah berkata,"Wahai putriku Fatimah, itu orang yang menceraikan kehidupan dan itu orang yang meneteskan air mata rakyat, segera bangun dan buka pintunya." Setelah didengar oleh Fatimah, ia pun bangkit dan membukakan pintu.
Maka Malikulmaut masuk ke rumah Nabi, lalu Malikulmaut menyapa Nabi sebagai berikut, 'assalammualaikum ya khatamunnabiin.' Maka Nabi menyapa Malikulmaut, 'waalaikumsalam ya Malikulmaut.' Maka Nabi berkata kepada Malikulmaut, dia berkata, 'Wahai Malikulmaut, adalah tugasmu di sini untuk mengambil nyawa pelayanku atau apakah kamu ingin melihat penampilan seorang hamba.' Dan Malikulmaut berkata 'Ya Rasulullah, karena aku turun ke dunia ini, Allah Taala diperintahkan untuk mengambil nyawa tuanku karena Allah Subhanahuwataala sangat mencintai kehidupan tuanku karena beberapa nabi dibuat oleh Allah Subhanahuwataala sejak zaman Nabi Adam. .Adapun pintu ketujuh surga telah terbuka dan pintu surga telah terbuka dan anak malaikat telah hadir menunggu tuanku dan semua isi ketujuh kelopak surga telah turun ke bumi dan dengan hamba dari makhluk ini. sangat bernafsu untuk master lagi menunggu Jibrail sebagai '
Maka Malikulmaut pun kembalilah ke Hadratullahitaala bertemu dengan Jibrail dan Mikail.
Maka kata Jibrail dan Mikail kepada Malikulmaut, ’sudahkah diri mengambil nyawa rasulullah.’ Maka kata Malikulmaut kepada Jibrail, ‘belum lagi hamba mengambil nyawa rasulullah kerana menantikan tuan hamba datang.’ Telah didengar oleh Jibrail demikian itu maka Jibrail pun turun ke dunia serta Malikulmaut itu dengan segala malaikat yang tujuh lapis mengiringkan Malikulmaut dan Jibrail. Telah sampai ke rumah rasulullah maka Jibrail pun memberi salam kepada rasulullah demikian bunyinya, ‘assalammualaikum ya rasulullah.’ Maka Rasulullah menyahut salam Jibrail katanya, ‘waalaikumsalam ya Jibrail.’
Maka sabda rasulullah kepada Jibrail katanya, ’hai taulanku mengapa kekasihku lambat datang kemari kerana tiada pernah berkhabar ia dengan taulanku sekarang ini, janganlah bercerai lagi tuan hamba.’ Maka Fatimah pun menangislah. Maka sabda rasulullah kepada Fatimah, ’hai Fatimah anakku sepeninggalanku banyak-banyak anakku memeliharakan suami mu dan barang katanya suami mu itu, janganlah anakku sangkalkan.’ Maka sabda rasulullah, ‘hai anakku Fatimah berikan kepala mu itu aku cium.’ Maka Fatimah pun menundukkan kepalanya kepada rasulullah serta dengan tangisnya maka rasulullah pun mencium kepala Siti Fatimah. Setelah sudah mencium kepalanya Fatimah maka rasulullah pun memandang ke kiri bermohon kepada Ummi Salamah dan memandang ke hadapan bermohon kepada anakanda Fatimah dan Abu Qasim serta Hasan dan Husin. Maka rasulullah memandang ke belakang bermohon kepada sahabatnya itu dan kepada segala sidang jemaah sekaliannya. Setelah sudah rasulullah bermohon itu maka Malikulmaut pun mengambil nyawanya rasulullah. Maka rasulullah pun pulanglah ke rahmatullahitaala.
Setelah dilihat Siti Fatimah, ia pun menangis, Aisyah dan Abu Qasim serta Hasan dan Husin menangis.Maka Abu Bakar dan Umar dan Usman dan Ali juga ikut menangis bersama semua jamaah dan semua teman serta keluarganya semua menangis. Jadi dia berkata dan setiap firman Allah mengambil nyawa Rasulullah. Wahai umat Rasulullah, marilah kita beriman kepada Allah SWT, sedangkan Rasulullah SAW kembali diperintahkan oleh Allah SWT untuk mencabut nyawanya dan kita semua harus menyembah Allah SWT di dunia ini dan menjauhi segala dosa karena kita akan semua. mati dan jangan tinggalkan shalat lima waktu. Wallahuaklambissawab.
Komentar
Posting Komentar